Sabtu, 10 September 2011

PPKN. task 1 . BUDAYA POLITIK INDONESIA

Budaya Politik Indonesia

A. Budaya politik
Sistem politik suatu negara selalu diliputi oleh berbagai perilaku politik yang ditampilkan oleh warga negaranya . Setiap perilaku yang ditampilkan mempunyai karakteristik tersendiiri yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya perbedaan budaya politik yang dimiliki.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. O'G Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok massa.
Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu.

1. Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli
a. Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat ini dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya budaya politik mencakup dua hal yaitu :
1. orientasi warga negara terhadap obyek politik
2. sikap warga negara terhadap peranannya sendiri dalam sistem politik.
Kata Orientasi bermakna luas meliputi ; melihat, mengenal, pandangan, pendapat, sikap, penilaian, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, dll. Oleh karena itu Orientasi warga negara meliputi tiga komponen yaitu :
1. orientasi kognitif, yaitu orientasi warga yang sifatnya kognitif atau pengetahuan seperti pengetahuan, wawasan, kepercayaan, dan keyakinan warga terhadap suatu obyek politik.
2. orientasi afektif , yaitu orientasi warga yang sifatnya efektif atau sikap seperti sikap-sikap, nilai – nilai dan perasaan warga terhadap obyek politik.
3. Orientasi evaluatif, yaitu orientasi warga yang sifatnya evaluatif atau penilaian seperti pendapat dan penilaian warga terhadap obyek politik.
Obyek politik adalah hal yang dijadikan sasaran dari orientasi warga negara. Obyek politik meliputi tiga hal sebagai berikut :
a. Obyek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan meliputi sejarah bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara, lembaga-lembaga negara.
b. Obyek politik input, yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses input dalam sistem politik. Lembaga yang dimaksud adalah partai politik, kelompok kepentingan, organisasi masyarakat, pers, dukungan, dan tuntutan.
c. Obyek politik output, yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses output dalam sistem politik. Seperti biokrasi, lembaga peradilan, kebijakan, putusan, undang-undang, dan peraturan.

Contoh orientasi politik seseorang terhadap obyek politik dengan pertanyaan :
1. Orientasi kognitif warga negara terhadap obyek politik umum dengan pertanyaan berikut
Berapa lama masa jabatan presiden di Indonesia ?
2. Orientasi afektif warga negara terhadap obyek politik umum dengan pertanyaan berikut
Setujukah anda jika Presiden di Indonesia dipilih langsung oleh rakyat ?
3. Orientasi evaluatif warga negara terhadap obyek politik umum dengan pertanyaan berikut
Apa pendapat anda dengan adanya pemilihan Presiden langsung ?

Orientasi politik seorang warga negara dapat menghasilkan tiga jenis orientasi yaitu :
1. Orientasi yang setia atau mendukung
2. Orientasi yang apatis atau masa bodoh
3. Orientasi yang menolak atau terasing
1. Orientasi yang Setia atau Mendukung
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, ia sangat setuju dengan hal itu dan ia menilai bahwa ini merupakan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
2. Orientasi yang Apatis atau Masa Bodoh
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, tetapi ia tidak setuju,ia bersikap masa bodoh dan ia tidak mau berpendapat apakah itu baik atau jelek.
3. Orientasi yang menolak atau Terasing
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, tetapi ia menolak hal tersebut,serta berpendapat itu buruk bagi perkembangan sistem demokrasi Indonesia.

2. Ciri-ciri Budaya Politik
a. sebagai suatu sistem yang dinamis
b. terdapat tingkah laku sosial yang dialokasikan secara otoritatif
c. terdapat legitimasi pemerintah
d. accountability ( pertanggungjawaban )
e. competition ( persaingan )
f. partisipasif ( peran serta )

B. TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK

1. Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan
Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja sama yang luas untuk memper¬padukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”tolerasi”.
a. Budaya Politik Militan
Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
b. Budaya Politik Toleransi
Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat men-ciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir selalu mengundang kerja sama.
Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan. Budaya Politik terbagi atas :
a. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut
Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan (bertentangan). Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru.
b. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif
Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyim¬pangan. Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.

2. Berdasarkan Orientasi Politiknya
Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi. Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik, maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Perbedaan ini terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik yang setiap tipe memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut :
a. Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
Ciri-ciri budaya politik parokial :
a. warga Negara tidak menaruh minat terhadap obyek-obyek politik yang luas, kecuali yang ada disekitarnya
b. warga tidak banyak berharap terhadap system politik yang ada
c. berlangsung pada masyarakat tradisional, dan sederhana, contohnya masyarakat suku.
d. belum adanya peran-peran politik yang khusus.
b. Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.
Ciri-ciri budaya politik subjek atau kaula :
a. warga menaruh kesadaran,minat, dan perhatian terhadap system politik pada umumnya dan terutama terhadap obyek politik output, sedangkan kesadaran terhadap input rendah
b. warga menyadari sepenuhnya akan otoritas pemerintah
c. masyarakat tunduk dan patuh pada kebijakan pemerintah dan tidak berdaya untuk mempengaruhi kebijakan atau keputusannya.
d. warga bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi apalagi ditentang
c. Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.
Dalam kehidupan masyarakat, tidak menutup kemungkinan bahwa terbentuknya budaya politik merupakan gabungan dari ketiga klasifikasi tersebut di atas. Tentang klasifikasi budaya politik di dalam masyarakat lebih lanjut adalah sebagai berikut.
Ciri- ciri budaya politik Partisipan :
a. anggota masyarakat sangat berpartisifasif terhadap semua obyek politik, baik menerima atau menolak suatu obyek politik
b. kesadaran bahwa masyarakat adalah warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis
c. warga negara menyadari akan peran, hak , kewajiban dan tanggung jawabnya selaku warganegara
d. tidak menerima begitu saja keadaan,tunduk pada keadaan,berdisiplin, tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua obyek politik.
e. Warga harus mampu bersikap terhadap masalah atau isu politik
f. Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa perasaan tertekan..
Contohnya budaya politik partisipan seperti membayar pajak tepat pada waktunya, mengikuti pemilu dengan menggunakan haknya sebagai warga Negara, mentaati peraturan lalu lintas dll .

Upaya untuk menerapkan budaya politik partisipan adalah dengan cara :
1. Agar memiliki pengetahuan dan kepekaan terhadap masalah atau isu politik,kita membiasakan diri membaca dan melihat berita, dan berbicara tentang masalah politik di sekitar kita.
2. Agar mampu bersikap dan menilai obyek politik, kita bisa membiasakan untuk berpendapat, berkomentar, jika ada isu politik yang muncul.
3. Berlatih memberi usulan, masukan, dan kritikan terhadap suatu kebijakan
4. Membiasakan diri untuk taat dan patuh pada peraturan yang memang telah disepakati
Dalam kehidupan masyarakat, tidak menutup kemungkinan bahwa terbentuknya budaya politik merupakan gabungan dari ketiga klasifikasi tersebut di atas.
Kondisi masyarakat dalam budaya politik partisipan mengerti bahwa mereka berstatus warga negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Mereka memiliki kebanggaan terhadap sistem politik dan memiliki kemauan untuk mendiskusikan hal tersebut. Mereka memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan publik dalam beberapa tingkatan dan memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok protes bila terdapat praktik-praktik pemerintahan yang tidak fair.( terbuka )
Budaya politik partisipan merupakan lahan yang ideal bagi tumbuh suburnya demokrasi. Hal ini dikarenakan terjadinya harmonisasi hubungan warga negara dengan pemerintah, yang ditunjukan oleh tingkat kompetensi politik, yaitu menyelesaikan sesuatu hal secara politik, dan tingkat efficacy atau keberdayaan, karena mereka merasa memiliki setidaknya kekuatan politik yang ditunjukan oleh warga negara. Oleh karena itu mereka merasa perlu untuk terlibat dalam proses pemilu dan mempercayai perlunya keterlibatan dalam politik. Selain itu warga negara berperan sebagai individu yang aktif dalam masyarakat secara sukarela, karena adanya saling percaya (trust) antar warga negara. Oleh karena itu dalam konteks politik, tipe budaya ini merupakan kondisi ideal bagi masyarakat secara politik.
Budaya Politik subyek lebih rendah satu derajat dari budaya politikpartisipan. Masyarakat dalam tipe budaya ini tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam cara yang lebih pasif. Mereka tetap mengikuti berita-berita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik negaranya dan perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara. Mereka akan merasa tidak nyaman bila membicarakan masalah-masalah politik.
Demokrasi sulit untuk berkembang dalam masyarakat dengan budaya politik subyek, karena masing-masing warga negaranya tidak aktif. Perasaan berpengaruh terhadap proses politik muncul bila mereka telah melakukan kontak dengan pejabat lokal. Selain itu mereka juga memiliki kompetensi politik dan keberdayaan politik yang rendah, sehingga sangat sukar untuk mengharapkan artisipasi politik yang tinggi, agar terciptanya mekanisme kontrol terhadap berjalannya sistem politik.
Budaya Politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah, yang didalamnya masyarakat bahkan tidak merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara, mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan terhadap sistem politik tersebut. Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang membicarakan masalah-masalah politik.
Budaya politik ini juga mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi-institusi politik. Oleh karena itu terdapat kesulitan untuk mencoba membangun demokrasi dalam budaya politik parokial, hanya bisa bila terdapat institusi-institusi dan perasaan kewarganegaraan baru. Budaya politik ini bisa dtemukan dalam masyarakat suku-suku di negara-negara belum maju, seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Latin

Faktor Penyebab Berkembangnya Budaya Politik menurut Myron Weiner :

1. Modernisasi, yaitu dengan adanya perkembangan industrialisasi perbaikan pendidikan dan media komunikasi massa maka terjadilah perubahan nasib yang menuntut berperan dalam politik
2. Perubahan struktur kelas sosial,merupakan salah satu dampak modernisasi adalah timbulnya kelas pekerja baru dan kelas menengah yang berpartisipasi dalam perbuatan keputusan politik
3. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern.Kaum intelek ( sarjana,pengarang
wartawan ) melalui ide-idenya membangkitkan tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan politik
4. Konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin politik. Dengan adanya persaingan politik untuk memperebutkan kekuasaan timbul gerakan rakyat untuk menuntut hak-hak rakyat terpenuhi.
5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Perluasan kegiatan pemerintah dalam berbagai bidang membawa akibat tindakan yang makin menyusup kesegala bidang kehidupan rakyat

C. Sosialisasi politik

1. Makna sosialisasi kesadaran politik

Budaya politik yang berkembang dimasyarakat akan selalu berkaitan dengan kesadaran politik. Pada hakikatnya budaya politik merupakan cerminan dari kedasaran politik suatu masyarkat terhadap sistem politik yang berlaku.
Kesadaran politik merupakan proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara.
Kesadaran politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan pemilihan umum,akan tetapi diukur juga dari peran serta mereka dalam mengawasi atau mengoreksi kebijakan dan perilaku pemerintah selama memegang kekuasaan pemerintahan.
Kesadaran politik warga negara dapat tercipta salah satunya melalui sosialisasi politik

Pengertian sosialisasi politik

Sosialisasi Politik, merupakan salah satu dari fungsi-fungsi input sistem politik yang berlaku di negara-negara manapun juga baik yang menganut sistem politik demokratis, otoriter, diktator dan sebagainya. Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat.atau dengan kata lain suatu proses yang menekankan pada penanaman nilai-nilai politik kepada setiap anggota masyarakat

Keterlaksanaan sosialisasi politik, sangat ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di mana seseorang/individu berada. Selain itu, juga ditentukan oleh interaksi pengalaman¬-pengalaman serta kepribadian seseorang. Sosialsiasi politik, merupakan proses yang ber¬langsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politik yang relevan yang memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya.

Jadi, sosialisasi politik adalah proses dengan mana individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya, melalui berbagai media perantara seperti keluarga, sekolah, partai politik, media massa, dan sebagainya supaya tercipta masyarakat yang memiliki kesadaran politik.
Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.

alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara lain :
1) Keluarga (family)
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di dalam keluarga. Di mulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi “obrolan” politik ringan tentang segala hal, sehingga tanpa disadari terjadi tranfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak.
2) Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
3) Partai Politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun simpati-sannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu men-ciptakan “image” memperjuangkan kepentingan umum, agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan pemilu.

2. Mekanisme sosialisasi budaya politik
Mekanisme sosialisasi budaya politik mengandung pengertian berupa cara-cara atau teknik penanaman atau pembentukan nilai-nilai politik kepada individu atau anggota masyarakat untuk memperkuat dan mengarahkan orientasi politik yang telah ada dalam dirinya.

Ada dua mekanisme sosialisasi budaya politik :

1. Sosialisasi Politik Tidak langsung
Yaitu warga pada mulanya berorientasi pada hal-hal yang bukan politik ( non politik ),namun kemudian mempengaruhinya untuk memiliki orientasi politik
Sosialisasi politik secara tidak langsung dapat dilakukan dengan dua cara :
1. pengalihan hubungann antar individu
yaitu hubungan antar individu yang pada mulanya tidak berkaitan dengan politik,namun akan berpengaruh ketika berhubungan dengan kehidupan politik.contohnya hubungan siswa dengan gurunya,mereka akan membentuk orientasi siswa manakala ia bertemu dengan bupati.
2. Magang
Merupakan sarana pembelajaran politik. Magang di tempat organisasi non politik nantinya akan mempengaruhi orang tersebut, ketika berhubungan dengan politik. Contohnya. Siswa ikut organisasi pramuka, PKS, dan OSIS. Ini merupakan pembelajaran politik. Seperti siswa akan belajar rapat, melakukan voting, dan membuat putusan.Organisasi ini akan membantu siswa jika nanti terjun dimasyarakat dan politik.
2. Sosialisasi Politik Langsung
Sosialisasi politik berlangsung dalam satu tahap saja,yaitu hal-hal yang di orientasikan adalah hal-hal yang bersift politik.
Sosialisasi politik secara langsung dapat dilakukan dengan cara :
1. Peniruan Perilaku ( Imitasi )
Proses mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru orang lain. Yang ditiru tidak hanya pandangan politik , tetapi juga sikap politik, keyakinan politik, harapan mengenai politik, tingkah laku politik serta berpenampilan dalam berpolitik.Contohnya, seorang remaja akan mendukung calon bupati karena orang tuanya juga mendukung si calon bupati tersebut.
2. Sosialisasi Antisipatori
Sosialisasi politik dengan cara belajar bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang diidealkan. Pada umumnya, anak atau remaja mengidealkan seorang tokoh, kemudian ketika ia dewasa berkeinginan seperti tokoh tersebut. Misalnya seorang remaja belajar bersikap dan cara bicaranya seperti Presiden, sebab ia memang mengidealkan peran tersebut.
3. Pendidikan politik
Sosialisasi politik melalui pendidikan politik adalah upaya yang secara sadar dan sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan,menanamkan, dan membelajarkan anak untuk memiliki orientasi politik tertentu. Pendidikan politik dilakukan melalui sekolah, organisasi, partai politik,media massa, diskusi politik dll
4. Pengalaman politik
Pengalaman politik adalah belajar langsung dalam kegiatan politik. Atau kegiatan yang sifatnya publik. Terlibat langsung dalam kegiatan partai politik adalah contoh mendapatkan pengalaman politik

Dalam Pengembangan Budaya Politik cara berpolitik yang digunakan dewasa ini adalah :
1. Melalui Suprastruktur politik
Cara masyarakat menyampaikan pendapat politik atau berpartisifasi politik dalam kehidupan bernegara melalui lembaga – lembaga formal pemegang kekuasaan negara atau pemerintah baik kekuasaan legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Di Indonesia lembaga ini seperti MPR, DPR,DPRD,DPD,Presiden,MA,MK,Gubernur,Bupati,dll.
2. Melalui Infrastruktur Politik
Melalui infrastruktur Politik adalah cara yang ditempuh masyarakat dalam menyampaikan aspirasi politiknya melalui kelompok-kelompok kekuatan politik dalam masyarakat,seperti :
Partai politik, kelompok kepentingan,kelompok penekan, dan media komunikasi.
Cara menyampaikan pendapat yang ditujukan kepada lembaga-lembaga formal dapat secara langsung atau secara tidak langsung melalui media komunikasi politik yaitu pers,koran,majalah, televisi atau partai politik/kelompok.
Bentuk-bentuk partisipasi politik yang berkembang dimasyarakat antara lain :
1. Komunikasi individual dengan pejabat politik formal
2. Pemberian suara ( pemilu )
3. Diskusi politik
4. Membentuk dan bergabung dengan dengan partai politik
5. Ikut kegiatan kampanye
6. Menulis artikel di media massa
7. Pengajuan petisi ( usul,saran ) melalui surat

KERJAKAN SOAL BERIKUT SECARA KELOMPOK ( 2 ORANG ) !

1. Coba kamu berikan contohnya masing-masing tentang orientasi yang setia/mendukung,apatis,dan menolak pada pemerintahan SBY !
2. Apa yang harus dilakukan orang agar dia memiliki kepekaan / pengetahuan tentang politik ?
3. Tipe budaya politik yang bagaimanakah yang masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik ? sebutkan!
4. Mengapa budaya politik Subyek lebih rendah satu derajat dari budaya partisipan ? jelaskan !
5. Budaya politik yang bagaimanakah yang merupakan lahan ideal bagi tumbuhnya demokrasi ? sebutkan !
6. Sebutkan faktor penyebab berkembangnya budaya politik !
7. Faktor apakah yang ikut menentukan terhadap terlaksananya sosialisasi politik ?
8. Mengapa keluarga disebut sebagai sarana dalam sosialisasi politik ?
9. Bagaimanakah mekanisme sosialisasi budaya politik secara tidak langsung pada pemerintahan Rudy Arifin ? jawab dengan contoh nyata !
10. Dalam bentuk apakah partisipasi politik yang berkembang dimasyarakat kita saat ini khususnya kalimantan selatan !

jawab:
TUGAS 1. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. BUDAYA POLITIK INDONESIA
NAMA : NOR ANNISA
KELAS : XI C AKUNTAANSI


1.*Contoh orientasi setia pada pemerintahan SBY:
seseorang tahu bahwa presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, ia sangat setuju dengan hal itu dan ia menilai bahwa ini merupakan pelaksanaan demokrasi Indonesia.
*Contoh orientasi apatis pada pemerintahan SBY:
seseorang tahu bahwa presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, tetapi id tidak setuju, ia bersikap masa bodoh dan ia tidak mampu berpendapat apakah itu baik/jelek.
*Contoh orientasi yang menolak pada pemerintahan SBY:
seseorang tahu bahwa presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, tetapi ia menolak hal tersebut serta berpendapat itu buruk bagi perkembangan sistem demokrasi Indonesia.

2. Agar kita memiki kepekaan atau pengetahuan tentang politik kita seharusnya membiasakan diri membacadan melihat berita dan sering membicarakan tentang masalah politik disekitar kita.

3. Seperti Budaya Politik Parokial(parochial political culture) yang masyarakat nya tak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpatisipasi dalam politik sangat rendah,dikaremakan faktor kognitif.

4. Budaya politik subyek lebih rendah satu derajat dibandingkan Budaya Politik Partisipan karena pada Budaya Politik Subyek , masyarakat tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga Negara dan memiliki perhatian terhadap system politik. Tetapi, keterlibatan mereka dalam cara yang lebih pasif. Mereka tetap mengikuti berita-berita politik tetapi tidak bangga terhadap sisitem politik negaranya dan perasaan komitmen emosioanalnya kecil terhadap Negara. Mereka akan merasa todak nyaman bila membicarakan masalah poltik.

5. Pada Budaya Politik Partisipan , merupakan lahan ideal bagi tumbuhnya demokrasi dikarenakan terjadinya harmonisasi hubungan warga negara dan pemerintah yang ditunjukkan oleh tingkat kompetisi politik.

6. Faktor penyebab berkembangnya Budaya Politik :
a,Modernisasi
b.Perubahan struktur kelas social
c.Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern
d.Konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin politik
e.Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan social, ekonomi, dan kebudayaan

7. Faktor yang ikut menentukan terlaksananya sosialisasi politik :
a. lingkungan sosial,ekonomi,kebudayaan dimana seseorang itu berada.
b. interaksi pengalaman-pengalaman.
c. kepribadian seseorang

8.Keluarga disebut sebagai sarana dalam sosialisasi politik karena didalam keluarga merupakan wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua dan anak sering terjadi obrolan politik ringan tetntang segala halsehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap si anak.

9.Contoh nyata mekanisme sosialisasi budaya politik secara tidak langsung pada pemerintahan Rudy Arifin : sekelompok siswa yang berlomba debat tentang politik di kalimantan selatn yang langsung dihadiri oleh gubernur Rudy Arifin, secara tidak langsung telah melakukan orientasi politik.

10. Bentuk partisipasi politik yang berkembang di masyarakat saat ini di kalsel:
a.pemberian suara dalam pemilu gubernur kalsel.
b. menguki kegiatan kampanye para kader politik di kalsel.
c. membentuk dan bergabung dengan partai politik yang ada di kalsel.